Apa itu m-commerce, strategi, dan tips implementasinya 2025
Saat ini, memahami strategi m-commerce adalah sebuah keharusan bagi pemilik bisnis online. Menurut para ahli, setengah dari total penjualan ritel online di seluruh dunia berasal dari transaksi seluler, dan angka ini diprediksi akan terus bertambah.
Apabila Anda juga ingin mempelajarinya, artikel ini akan menjelaskan apa itu m-commerce, perbedaannya dengan e-commerce, serta jenis-jenisnya.
Kami juga akan membagikan strategi m-commerce terbaik yang bisa Anda terapkan untuk meningkatkan pengalaman belanja pelanggan Anda di perangkat seluler. Langsung saja, baca panduan selengkapnya di bawah ini yuk!
Apa yang dimaksud dengan m-commerce?
M-commerce, singkatan dari mobile commerce, adalah semua transaksi perdagangan yang dilakukan melalui perangkat seluler. Aktivitas ini mencakup pembelian dan penjualan produk, transfer uang antar individu, hingga pembayaran di merchant.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri m-commerce mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan bertambahnya pengguna smartphone.
Salah satu faktor utama di balik peningkatan ini adalah kemudahan yang ditawarkan. Konsumen kini bisa berbelanja kapan saja dan di mana saja, hanya dengan perangkat seluler. Inovasi seperti e-wallet dan belanja lewat media sosial juga menghadirkan cara yang jauh lebih praktis.
Karena tren ini, pengguna smartphone kini mendominasi traffic ke website e-commerce. Menurut data dari Wolfgang Digital, sekitar 70% kunjungan ke toko online di berbagai industri berasal dari perangkat seluler.
Apabila bisnis Anda belum menyajikan pengalaman belanja yang baik di perangkat seluler, potensi kerugiannya bisa cukup besar, loh.
Google sendiri memprioritaskan website yang mobile-friendly di halaman hasil pencariannya. Artinya, toko online yang belum menerapkan strategi m-commerce berisiko kehilangan traffic yang signifikan.
Selain itu, laporan dari Sweor menyebutkan bahwa 57% pengguna enggan merekomendasikan website toko online yang kurang optimal di perangkat seluler. Akibatnya, bisnis jadi kesulitan mendorong pengunjung untuk berbelanja.
Oleh karena itu, tidak heran kalau sekarang mulai banyak bisnis online yang menyadari pentingnya mengoptimalkan pengalaman m-commerce bagi para pelanggannya.
Perbedaan m-commerce dan e-commerce
E-commerce (electronic commerce) mengacu pada semua transaksi keuangan yang dilakukan secara elektronik melalui jaringan online, termasuk dari perangkat desktop maupun seluler.
Sementara itu, m-commerce hanya mencakup aktivitas perdagangan yang dilakukan melalui perangkat seluler, seperti smartphone, tablet, dan gadget wearable.
Jadi, m-commerce bisa dianggap sebagai subkategori e-commerce, dan implementasi m-commerce termasuk dalam salah satu strategi pemasaran e-commerce.
Untuk mempelajarinya lebih lanjut, Anda bisa membaca artikel kami tentang apa itu e-commerce.

Jenis-jenis m-commerce
Sebagian besar aktivitas m-commerce bisa dikategorikan ke dalam jenis-jenis berikut:
1. Belanja seluler (mobile shopping)
Jenis m-commerce ini mencakup jual-beli produk atau layanan menggunakan perangkat seluler. Dari sisi konsumen, aktivitasnya bisa termasuk melihat-lihat produk lewat smartphone hingga memesan layanan transportasi melalui aplikasi.
Di sisi bisnis, aktivitas ini meliputi pemasaran produk dan layanan, seperti membuat postingan dengan link pembelian langsung di media sosial, mengirim iklan SMS berbasis lokasi, atau menggunakan notifikasi push di aplikasi seluler.
2. Perbankan seluler (m-banking)
Perbankan seluler mengacu pada layanan bank yang disediakan melalui perangkat seluler, mulai dari cek saldo hingga setor cek secara digital. Banyak bank menyediakan aplikasi dan website seluler untuk transaksi yang lebih praktis, bahkan beberapa layanan juga tersedia melalui SMS.
M-banking juga menjadi awal munculnya bank digital seperti Chime yang menyediakan layanan tanpa cabang fisik.

3. Pembayaran seluler (mobile payment)
Kategori ini berkaitan dengan pengiriman dan penerimaan uang melalui aplikasi di perangkat seluler.
Salah satu inovasi penting di bidang ini adalah e-wallet, memungkinkan pengguna membayar transaksi belanja online maupun offline menggunakan smartphone sebagai pengganti kartu kredit atau uang tunai.
Selain itu, aplikasi pembayaran peer-to-peer seperti Venmo juga sedang naik daun, memudahkan transfer uang antar pengguna dengan cepat dan praktis.

Manfaat m-commerce dari sisi bisnis
Mobile commerce memberikan banyak manfaat penting bagi bisnis online dalam perkembangannya. Apabila Anda masih ragu untuk menerapkan strateginya, pertimbangkan beberapa manfaat m-commerce berikut ini:
- Menjangkau audiens secara langsung. Melalui mobile commerce, Anda bisa menjangkau pelanggan lewat perangkat yang paling sering mereka gunakan, yaitu smartphone.
- Meningkatkan pengalaman pelanggan. Laporan dari Toptal menyebutkan bahwa proses yang mudah membuat pelanggan lebih senang berbelanja dan cenderung kembali bertransaksi. Bahkan, 9 dari 10 pelanggan yang puas akan belanja ulang, membantu menghasilkan laba yang lebih stabil bagi bisnis.
- Penyediaan layanan lebih luas. Sekitar setengah dari traffic internet saat ini berasal dari perangkat seluler. Apabila belum mengoptimalkan m-commerce, Anda berisiko kehilangan potensi penjualan besar dari segmen ini.
- Akses ke pasar konsumen muda. Berdasarkan hasil riset, pelanggan gen Z dan milenial lebih suka belanja melalui ponsel dibandingkan dengan generasi lain. Dengan daya beli yang besar, melayani pasar ini bisa sangat menguntungkan.
- Analisis yang lebih mendetail. Solusi mobile commerce menyediakan akses ke data pengguna yang lebih mendetail, mulai dari pelacakan lokasi hingga perilaku browsing. Informasi ini membantu Anda menyusun strategi pemasaran yang lebih personal dan efektif, yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi.
Masalah dan kekurangan m-commerce
Meskipun membuka banyak peluang bisnis, mobile commerce juga memiliki beberapa kekurangan dan kendala yang harus diatasi.
Salah satunya, m-commerce membutuhkan optimasi yang berkelanjutan karena perilaku pengguna terus berubah, dan tren mobile design juga selalu berkembang. Oleh sebab itu, penting untuk selalu mengikuti tren e-commerce terbaru dan melakukan uji kegunaan secara rutin guna menyediakan pengalaman belanja yang optimal dan menyenangkan di perangkat seluler.
Selain itu, karena platform m-commerce bisa mengakses beberapa informasi pribadi pelanggan, ada aturan khusus yang harus dipatuhi, seperti pedoman PCI untuk pembayaran seluler.
Agar tidak merusak kepercayaan pelanggan, Anda wajib memilih provider hosting yang mematuhi pedoman tersebut dan menggunakan solusi pembayaran terpercaya, seperti PayPal.

Jangan lupa untuk mengungkapkan dengan jelas jenis data yang dikumpulkan dalam kebijakan privasi website Anda, agar pengunjung merasa aman dan percaya menggunakan layanan Anda.
Masalah lain yang tak kalah penting adalah pelanggan bisa membandingkan harga dengan mudah melalui perangkat seluler. Mereka bisa dengan cepat berpindah antar tab browser, aplikasi, atau media sosial untuk mencari harga terbaik. Jadi, Anda harus terus memantau bisnis kompetitor serta memastikan produk dan layanan Anda memberikan keuntungan yang kompetitif agar tetap menarik bagi konsumen.
Apabila bisnis Anda berskala internasional, Anda juga harus siap mengelola berbagai metode pembayaran seluler khusus di setiap wilayah.

Terakhir, membuat aplikasi mobile commerce sendiri akan membutuhkan modal yang cukup besar. Menurut Business of Apps, biaya pembuatan aplikasi semacam ini bisa berkisar antara ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Kalau belum memiliki anggaran yang cukup, Anda bisa fokus pada optimasi website dulu agar lebih mobile-friendly. Dengan begitu, Anda tetap bisa memanfaatkan peluang m-commerce tanpa harus mengeluarkan biaya besar di awal.
Cara mengoptimalkan strategi m-commerce
Setelah Anda memahami kelebihan dan masalah umum mobile commerce, sekarang saatnya meningkatkan pengalaman pelanggan dengan beberapa tips berikut ini.
Gunakan desain mobile-friendly
Hal pertama yang harus dipastikan adalah memastikan website Anda mobile-friendly. Berikut beberapa tips penting saat membuat website toko online:
- Gunakan template yang responsif. Template e-commerce yang responsif akan secara otomatis menyesuaikan tampilannya dengan ukuran layar, baik desktop, tablet, maupun smartphone. Jadi, Anda tidak perlu membuat tata letak terpisah untuk setiap perangkat.
- Buat CTA yang mudah disentuh. Pastikan ukuran, jarak, dan bentuk tombol cukup besar dan nyaman untuk diketuk dengan jari.
- Tambahkan menu hamburger. Tombol tiga garis ini membantu menghemat banyak ruang di layar kecil dengan menyembunyikan atau menampilkan menu navigasi.
- Sertakan fitur pencarian. Fungsi pencarian membantu pengguna menemukan produk dengan cepat, terutama kalau website toko online Anda punya banyak katalog.
- Minimalkan penggunaan pop-up. Meskipun efektif untuk mengumpulkan data, pop-up yang berlebihan bisa mengganggu pengalaman pengguna, bahkan membuat Google menurunkan peringkat website Anda.
Tingkatkan kecepatan website versi seluler
Kecepatan loading website adalah faktor penting dalam bisnis online. Penelitian menunjukkan bahwa waktu loading yang ideal untuk halaman seluler adalah satu detik atau kurang. Apabila lebih lama, pengunjung mungkin akan beralih ke kompetitor atau menceritakan pengalaman negatif mereka kepada orang lain.
Belum lagi, Google juga mempertimbangkan kecepatan loading website sebagai faktor penentu peringkat. Jadi, Anda wajib mengoptimasi kecepatan website untuk meningkatkan traffic organik.
Beberapa cara yang bisa Anda lakukan adalah:
- Pilih web host yang tepercaya. Memilih hosting yang kurang baik bisa membuat upaya optimasi Anda sia-sia.
- Aktifkan penyimpanan cache. Dengan sistem penyimpanan cache, web browser akan menyimpan data website pada kunjungan pertama sehingga loadingnya lebih cepat pada kunjungan berikutnya.
- Optimalkan gambar website. Kompres ukuran file gambar agar lebih cepat dimuat tanpa mengurangi kualitasnya. Misalnya, Anda menggunakan tools seperti Compressor.io.
- Minimalkan kode website. Hapus kode yang tidak diperlukan agar website lebih ringan dan cepat dimuat.
Tampilkan produk dengan cara yang mudah dipahami
Karena ukuran layar perangkat seluler biasanya tidak besar, Anda perlu menyajikan informasi produk secara singkat dan jelas. Hal ini membantu meyakinkan pelanggan untuk membeli produk Anda.
Simak tips dari kami untuk mengoptimalkan tampilan produk Anda:
- Buat deskripsi produk yang ringkas. Pengguna ponsel biasanya hanya membaca konten secara sekilas. Jadi, sebaiknya buat deskripsi produk yang ringkas, maksimal tiga kalimat. Gunakan format poin untuk detail penting seperti bahan atau petunjuk perawatan.
- Dukung interaksi perangkat seluler. Pastikan desain halaman memiliki elemen UX yang mendukung tindakan umum pengguna smartphone dan tablet, seperti mengetuk, menggeser, dan memperbesar konten.
- Sembunyikan informasi tambahan dalam tab klik. Cara ini menjaga halaman tetap rapi, namun tetap memberikan opsi bagi pengguna yang ingin membaca informasi selengkapnya.
- Pertimbangkan penggunaan Augmented Reality (AR). Teknologi AR memungkinkan pelanggan melihat contoh penggunaan produk di dunia nyata lewat layar ponsel. Misalnya, Dulux menggunakan AR untuk membantu pelanggan memilih warna cat interior yang lebih akurat saat diaplikasikan.

Optimalkan alur pembayaran seluler
Meskipun pengguna perangkat seluler kini mendominasi traffic internet, beberapa studi menunjukkan bahwa sebagian besar penjualan commerce masih berasal dari desktop.
Misalnya, menurut Adobe Analytics, angka transaksi yang berasal dari “laptop dan perangkat lain” mencapai 6,82% pada periode Black Friday, atau lebih dari dua kali lipat smartphone.
Salah satu penyebab rendahnya transaksi di perangkat seluler adalah proses checkout yang kurang optimal, yang sering membuat pelanggan menutup website sebelum menyelesaikan transaksi. Data Barilliance menunjukkan bahwa m-commerce memiliki persentase batal checkout tertinggi, yaitu 85,65%.
Untuk memperbaiki pengalaman checkout di website Anda, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Tambahkan opsi pembayaran tamu. Meminta pelanggan mendaftar akun terlebih dahulu bisanya membuat proses pembelian terasa lebih panjang dan rumit.
- Hilangkan kolom formulir yang tidak perlu. Fokuslah pada informasi penting, seperti kontak, alamat pengiriman, tagihan, dan data pembayaran.
- Tampilkan progress kalau ada beberapa tahap pembayaran. Fitur ini membantu pengguna mengetahui posisi mereka dalam proses checkout dan berapa langkah yang tersisa sampai pembayaran selesai.
- Tawarkan pembayaran sekali klik. Simpan informasi pembayaran pelanggan setelah transaksi pertama sehingga mereka bisa menyelesaikan pembelian berikutnya dengan sekali klik.
Terapkan strategi omnichannel marketing
Omnichannel marketing bisa membantu menghadirkan pengalaman yang konsisten di berbagai saluran pemasaran. Tujuannya adalah mendorong pelanggan untuk terus berinteraksi dengan brand Anda sehingga mereka lebih cenderung melakukan pembelian.
Contoh penerapan strategi ini di m-commerce meliputi:
- Menayangkan iklan retargeting (penargetan ulang) di feed media sosial pelanggan.
- Mengirim pengingat item yang tertinggal di keranjang belanja melalui email.
- Mengirim pesan promosi via SMS saat pelanggan berada di dekat toko fisik Anda.
Omnisend melaporkan bahwa omnichannel marketing bisa meningkatkan potensi pembelian hingga 12%, sekitar empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan strategi yang hanya memanfaatkan satu saluran.
Untuk menghadirkan pengalaman omnichannel yang efektif, mulailah dengan memahami audiens Anda secara mendalam. Semakin baik Anda mengenal pelanggan, semakin tepat pula Anda menargetkan mereka di saluran yang sesuai.
Uji coba toko online versi seluler
Pengujian rutin sangat penting untuk mengetahui bagian mana di website Anda yang sudah optimal dan yang masih perlu diperbaiki. Berikut beberapa tool yang bisa membantu mengoptimalkan website Anda untuk mobile commerce:
- Google Analytics. Tool gratis untuk menganalisis sumber traffic dan perilaku pengguna website Anda, termasuk kunjungan dan konversi dari perangkat seluler.
- Google mobile-friendly test. Fitur ini menunjukkan apakah website Anda sudah mobile-friendly, serta mengidentifikasi masalah yang perlu diperbaiki.
- BrowserStack. Software premium untuk menguji aplikasi seluler dan website. Anda bisa menggunakannya untuk melihat pratinjau website di berbagai browser dan perangkat seluler.

Buat aplikasi m-commerce sendiri
Membuat aplikasi m-commerce bisa menjadi investasi yang menguntungkan, terutama bagi bisnis yang menargetkan pertumbuhan jangka panjang.
Menurut eMarketer, orang dewasa di AS menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan aplikasi dibandingkan dengan web browser. Tingkat konversi dan nilai pesanan juga lebih tinggi di aplikasi seluler daripada website.
Salah satu alasannya adalah aplikasi seluler mampu menyediakan pengalaman pengguna yang lebih personal. Aplikasi bisa menyimpan preferensi pengguna untuk memberikan rekomendasi produk yang relevan. Beberapa aplikasi juga menyediakan fitur wishlist untuk dibeli di lain waktu.
Biasanya, pembuatan aplikasi seleluer mengharuskan Anda menggunakan jasa developer profesional. Namun, kini tersedia software seperti AppyPie yang memungkinkan siapa saja membuat aplikasi tanpa perlu keahlian coding.

Kesimpulan
Di artikel ini, kami sudah membahas pengertian m-commerce, jenis-jenisnya, serta berbagai peluang dan tantangannya bagi bisnis online.
Ada banyak cara untuk mengoptimalkan website toko online Anda agar mobile-friendly, mulai dari menggunakan desain yang responsif hingga membuat aplikasi khusus seluler.
Jangan ragu untuk mencoba tips-tips yang telah kami bagikan, ya. Setelah itu, jangan lupa bagikan pengalaman Anda saat menerapkan berbagai strateginya untuk mengembangkan bisnis Anda!